SOCRATES
(470-399)
SM
1.
Tidak memiliki pendidikan formal;
2. Bentuk tertinggi dari kesempurnaan manusia
adalah untuk bertanya pada diri sendiri dan orang lain;
3. Meskipun ia tidak sepaham dengan para penguasa
pada masanya, ia tidak pernah mau berkonspirasi untuk menggulingkan
pemerintahan dan merebut kekuasaan;
4. Socrates menjadi tokoh kota Athena yang
terkenal dan sangat berani menyuarakan kebenaran dan keadilan;
5.
Keutamaan: taat hukum dan ilmu pengetahuan,
menjalani hukuman mati dengan meminum racun; hukum dari penguasa (hukum negara)
harus ditaati, terlepas hukum itu memiliki kebenaran obyektif atau tidak. Ia
tidak menginginkan terjadinya anarkisme, yaitu ketidakpercayaan lagi terhadap hukum.
6. Pikiran (mind) atau kecerdasan harus dianggap
primer karena ia yakin bahwa “pikiran” akan mengatur semua benda sebaik-baiknya
dan untuk kepentingan umum. Bahwa dengan berpikir maka manusia akan diakui
eksistensinya. Prinsip berpikir tiada henti, kritis, mempertanyakan segala
sesuatu yang bertentangan dengan kekuasaan masyarakat dengan mengecam segala
bentuk ketidakadilan.
P L A T O
(427-347) SM
1. Berlatarbelakang
dan berasal dari kalangan aristokrat;
2. Murid
Socrates, filsafatnya merupakan pengembangan dari tema-tema Socrates, khususnya
memperluas pencarian defenisi konsep-konsep Socrates tentang keadilan,
keberanian menjadi sebuah teori mengenai sifat realita;
3. Menurut
Plato filsafat adalah ilmu yang berninat mencapai kebenaran yang asli;
4. Ajaran Plato
dititikberatkan kepada pengertian moral dalam segala perbuatan;
5. Mendirikan
lembaga penelitian dan pengajaran yang diberi nama “Academy”.
6. Plato
digambarkan seorang yang pandai dalam bertindak, mempunyai kedudukan yang
istimewa sebagai seorang filosof, dapat menyatukan puisi dan ilmu, seni dan
filosofi. Pandangannya yang dalam dan abstrak sekalipun dapat dilukiskan dengan
gaya bahasa yang indah. Tidak seorangpun filosof yang dapat menandinginya dalam
hal ini.
7. Plato
menekankan peran pokok yang dimainkan pendidikan dalam masyarakat. Pemikiran
itu menempatkan tanggung jawab negara untuk melihat bahwa warganya dididik dan
dibimbing dengan benar. Masyarakat tidak boleh menyia-nyiakan bakat. Ia harus
mencapai dan memberikan kesempatan yang luas bagi orang-orang berbakat namun
tidak mampu dari segi materi.
8. Kata
“kebajikan” memiliki makna yang luas untuk menunjukkan kebaikan moral sekaligus
intelektual. Empat unsur kebajikan adalah: bijaksana, tegas, sederhana dan
adil.
ARISTOTELES
(384-322) SM
1. Murid dari Plato
yang mendirikan sekolah yang dinamakan “Lukeion”; Ia juga pendidik Iskandar
Agung dari Macedonia yaitu pendiri kerajaan raksasa dari India Barat sampai
Yunani dan Mesir. Pada masa Iskandar Agung inilah, kebudayaan Yunani tersebar
memasuki wilayah Persia, Irak, Mesir, Suriah, Yudea, India dan Asia Tengah.
2. Aristoteles
meneruskan pemikiran gurunya bahwa tujuan hidup adalah mencapai kesenangan.
Kesenangan hidup itu diperoleh bukanlah dengan memuaskan nafsu di dunia ini,
tetapi diperoleh dengan pengetahuan yang tepat tentang nilai barang yang
dituju.
3.Berkat
pemikiran cemerlangnya, muncul berbagai cabang filsafat baru. Menurutnya
filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya
ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.
Ia secara luas menulis mengenai logika, fisika, sejarah alam, psikologi,
politik, etika dan seni.
4. Menurutnya,
manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia adalah makhluk polis, makhluk yang
bermasyarakat (zoon politikon), ia juga menekankan pentingnya penataan terhadap
hukuM yang dibuat oleh penguasa polis.
5. Aristoteles
disebut-sebut sebagai orang pertama yang mengemukakan teori tentang keadilan.
Adil dapat berarti menurut hukum dan apa yang sebanding yaitu yang semestinya.
6.Kata-katanya
yang terkenal adalah: “kita adalah tindakan yang secara berulangkali kita
lakukan, kesuksesan bukanlah tindakan (aksi dadakan) tetapi kebiasaan.
KONFUSIUS
(KONG FUT TZE)
(KONG FUT TZE)
(551- 479) SM
1.
Sebagai seorang filsuf besar Cina yang
belajar sendiri (otodidak),memberikan pengaruh yang amat besar dalam kebudayaan
bahkan sikap hidup (way of life) bangsa Cina, yang perngaruhnya terasa
sampai ke Jepang, Korea dan bahkan Vietnam.
2. Ajarannya yang kemudian dikenal dengan
Konfusianisme menjadi seolah sinonim dengan pelajaran tentang Cina, dan bagi
sebagian orang dianggap sebagai agama.
3. Gagasan tentang seni memerintah, yang
termasuk didalamnya adalah mengatur sesuatu dengan benar, Konfusius
menyempurnakannya dengan pertama-tama mendahulukan karakter pribadi yang harus benar
terlebih dahulu. Konfusius mengatakan: “Memerintah adalah mengatur segalanya
menjadi benar. Apabila anda memulai diri sendiri dengan benar, siapa yang akan
berani untuk menyimpang dari kebenaran?“
4. Ajaran utama konfusianisme adalah “yen”
dan “li”. Yen secara umum diartikan sebagai cinta, atau lebih
luas lagi keramahtamahan. Sedangkan li dilukiskan sebagai gabungan
antara tingkah laku, ibadah, adat kebiasaan, tatakrama dan sopan santun.
Nilai-nilai lainnya dalam ajaran Konfusius adalah kebajikan dan kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar