Tentang Ilmu


Allah ta’ala berfirman di dalam Al Qur`an surat Al ‘Alaq ayat 1 sampai 5
:


اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5

Artinya:(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmu adalah Maha Pemurah. (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (alat tulis) (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis". Maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. Al Mujaadilah: 11)

Sabda Rasulullah SAW: "Tiadalah suatu kebahagiaan bagi orang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu, selain Allah SWT akan memudahkan jalannya ke surga."


Selasa, 26 Februari 2013

TOKOH FILSUF ZAMAN SEBELUM MASEHI



SOCRATES
(470-399) SM



1.      Tidak memiliki pendidikan formal;
2.      Bentuk tertinggi dari kesempurnaan manusia adalah untuk bertanya pada diri sendiri dan orang lain;
3.    Meskipun ia tidak sepaham dengan para penguasa pada masanya, ia tidak pernah mau berkonspirasi  untuk menggulingkan pemerintahan dan merebut kekuasaan;
4.   Socrates menjadi tokoh kota Athena yang terkenal dan sangat berani menyuarakan kebenaran dan keadilan;
5.    Keutamaan: taat hukum dan ilmu pengetahuan, menjalani hukuman mati dengan meminum racun; hukum dari penguasa (hukum negara) harus ditaati, terlepas hukum itu memiliki kebenaran obyektif atau tidak. Ia tidak menginginkan terjadinya anarkisme, yaitu ketidakpercayaan lagi terhadap hukum.
6.    Pikiran (mind) atau kecerdasan harus dianggap primer karena ia yakin bahwa “pikiran” akan mengatur semua benda sebaik-baiknya dan untuk kepentingan umum. Bahwa dengan berpikir maka manusia akan diakui eksistensinya. Prinsip berpikir tiada henti, kritis, mempertanyakan segala sesuatu yang bertentangan dengan kekuasaan masyarakat dengan mengecam segala bentuk ketidakadilan.





P L A T O


(427-347) SM


1. Berlatarbelakang dan berasal dari kalangan aristokrat;
2. Murid Socrates, filsafatnya merupakan pengembangan dari tema-tema Socrates, khususnya memperluas pencarian defenisi konsep-konsep Socrates tentang keadilan, keberanian menjadi sebuah teori mengenai sifat realita;
3.  Menurut Plato filsafat adalah ilmu yang berninat mencapai kebenaran yang asli;
4.  Ajaran Plato dititikberatkan kepada pengertian moral dalam segala perbuatan;
5.  Mendirikan lembaga penelitian dan pengajaran yang diberi nama “Academy”.
6. Plato digambarkan seorang yang pandai dalam bertindak, mempunyai kedudukan yang istimewa sebagai seorang filosof, dapat menyatukan puisi dan ilmu, seni dan filosofi. Pandangannya yang dalam dan abstrak sekalipun dapat dilukiskan dengan gaya bahasa yang indah. Tidak seorangpun filosof yang dapat menandinginya dalam hal ini.
7.  Plato menekankan peran pokok yang dimainkan pendidikan dalam masyarakat. Pemikiran itu menempatkan tanggung jawab negara untuk melihat bahwa warganya dididik dan dibimbing dengan benar. Masyarakat tidak boleh menyia-nyiakan bakat. Ia harus mencapai dan memberikan kesempatan yang luas bagi orang-orang berbakat namun tidak mampu dari segi materi.
8.  Kata “kebajikan” memiliki makna yang luas untuk menunjukkan kebaikan moral sekaligus intelektual. Empat unsur kebajikan adalah: bijaksana, tegas, sederhana dan adil.




ARISTOTELES
(384-322) SM


1.  Murid dari Plato yang mendirikan sekolah yang dinamakan “Lukeion”; Ia juga pendidik Iskandar Agung dari Macedonia yaitu pendiri kerajaan raksasa dari India Barat sampai Yunani dan Mesir. Pada masa Iskandar Agung inilah, kebudayaan Yunani tersebar memasuki wilayah Persia, Irak, Mesir, Suriah, Yudea, India dan Asia Tengah.
2. Aristoteles meneruskan pemikiran gurunya bahwa tujuan hidup adalah mencapai kesenangan. Kesenangan hidup itu diperoleh bukanlah dengan memuaskan nafsu di dunia ini, tetapi diperoleh dengan pengetahuan yang tepat tentang nilai barang yang dituju.
3.Berkat pemikiran cemerlangnya, muncul berbagai cabang filsafat baru. Menurutnya filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. Ia secara luas menulis mengenai logika, fisika, sejarah alam, psikologi, politik, etika dan seni.
4.  Menurutnya, manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia adalah makhluk polis, makhluk yang bermasyarakat (zoon politikon), ia juga menekankan pentingnya penataan terhadap hukuM yang dibuat oleh penguasa polis.
5. Aristoteles disebut-sebut sebagai orang pertama yang mengemukakan teori tentang keadilan. Adil dapat berarti menurut hukum dan apa yang sebanding yaitu yang semestinya.
6.Kata-katanya yang terkenal adalah: “kita adalah tindakan yang secara berulangkali kita lakukan, kesuksesan bukanlah tindakan (aksi dadakan) tetapi kebiasaan.





KONFUSIUS
(KONG FUT TZE)



(551- 479) SM


1.    Sebagai seorang filsuf besar Cina yang belajar sendiri (otodidak),memberikan pengaruh yang amat besar dalam kebudayaan bahkan sikap hidup (way of life) bangsa Cina, yang perngaruhnya terasa sampai ke Jepang, Korea dan bahkan Vietnam. 
2.  Ajarannya yang kemudian dikenal dengan Konfusianisme menjadi seolah sinonim dengan pelajaran tentang Cina, dan bagi sebagian orang dianggap sebagai agama.
3. Gagasan tentang seni memerintah, yang termasuk didalamnya adalah mengatur sesuatu dengan benar, Konfusius menyempurnakannya dengan pertama-tama mendahulukan karakter pribadi yang harus benar terlebih dahulu. Konfusius mengatakan: “Memerintah adalah mengatur segalanya menjadi benar. Apabila anda memulai diri sendiri dengan benar, siapa yang akan berani untuk menyimpang dari kebenaran?“
4.  Ajaran utama konfusianisme adalah “yen” dan “li”. Yen secara umum diartikan sebagai cinta, atau lebih luas lagi keramahtamahan. Sedangkan li dilukiskan sebagai gabungan antara tingkah laku, ibadah, adat kebiasaan, tatakrama dan sopan santun. Nilai-nilai lainnya dalam ajaran Konfusius adalah kebajikan dan kebenaran.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar